Dalam sudut pandang human capital, saya seringkali melihat mengapa ada kelompok yang unggul dan kelompok yang tidak unggul. Mengapa kelompok yang tidak unggul ini begitu mudahnya masuk dan bertengger di dalam organisasi? seakan mereka tidak terjamah karena menjadi kelompok tengah. Unggul tidak pernah, Jelek juga tidak pernah. Akibatnya, mereka menjadi kelompok yang termarginalkan, tidak pernah mudah tersentuh. Dunia aman, nyaman, damai dan tentram namun stag.
Melihat dinamika yang berjalan, hasil riset kami memperlihatkan sebuah pola menarik. Ternyata, mereka yang berada ditengah, boleh dikatakan sebagai kelompok pencari kerja. Orientasinya uang dan kenyamanan. Antri kritik namun ketika diberikan kesempatan memberikan kritik, seolah berada dibarisan paling depan. Kelompok ini, agak sulit untuk dibersihkan namun seperti virus, mental berpikirnya sangat merusak dan cepat menyebar.
Berkebalikan dengan mereka, ada kelompok unggulan. Tangguh, pembelajar, targetnya adalah optimal bukan hanya menggugurkan kewajiban. Dari mana mereka berasal? ternyata, mereka adalah kelompok yang membangun karir. Mereka memiliki hati yang selaras dengan nilai perusahaan. Karyanya terasa, bukan untuk mereka saja namun untuk orang diluar mereka. Talenta yang menjadi bibit pemimpin masa depan.
Tugas selanjutnya adalah, mengelompokan mereka dan memberikan panggung yang benar untuk bertumbuh. Inilah manajemen talenta. Mempersiapkan pemimpin, bukan dalam waktu pendek, namun panjang dan melelahkan.Â